Sekolah adalah lembaga formal
pendidikan dengan fungsi meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa sebagai
bekal dimasa depan. Siswa berada dilingkungan sekolah dari pukul 07.00 sd pukul
13.45 WIB, bahkan sampai sore jika ada kegiatan ekstra. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan
sekolah, karena jumlah siswa yang sangat banyak jika dibandingkan dengan warga
sekolah lainnya. Kebersihan lingkungan sangat menunjang kegiatan belajar
mengajar. Namun dari hari kehari kebersihan makin tidak diperdulikan oleh para
siswa, hal ini terlihat ketika banyak sampah yang berserakan di lantai, di
lapangan basket, di laci meja, di pojokan kelas, di lahan kosong yang
seharusnya menjadi taman yang indah, yang memberikan berbagai inspirasi atau
sekedar selfie-selfie yang memanfaatkan keindahan taman sekolah. Tapi pada
nyatanya malah menjadi lahan kosong yang beserakan sampah.
Kesadaran dan kepedulian siswa terhadap
lingkungan dengan hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya ternyata
sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah, karena lingkungan
yang bersih dan sehat dapat mendukung siswa untuk berkonsentrasi penuh menerima
meteri pembelajran yang diberikan oleh guru. Bentuk kepedulian terhadap
lingkungan sebenarnya tidak sulit dilakukan dan tidak mahal. Bentuk kepedulian terhadap lingkungan tidak
hanya diwujudkan dengan penanaman pohon-pohon atau penghijauan, tetapi bisa
juga dengan hal yang sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya. Jika
budaya membuang sampah pada tempatnya dikembangkan dilingkungan sekolah, tentu tindakan ini merupakan awalan yang baik
untuk menjaga lingkungan sekolah bersih dan nyaman untuk beraktivitas.
Masalah
sampah yang tak terkendali yang
bahkan berserakan di area taman menjadi masalah yang sangat mengganggu
pemandangan. Sampah yang berserakan dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit, bahkan secara tidak langsung juga
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Bagaimana tidak terganggu apabila
sedang
pembelajaran, di dalam laci,di lantai, di pojokan kelas terdapat sampah.
Apalagi pada saat jam istirahat, yang seharusnya keluar kelas memandang
pemandangan yang indah, rapi, bersih, berjalan menuju taman untuk
mencari
inspirasi atau berselfie, tapi moodnya jadi hilang karena banyak sampah
yang
berserakan di taman.
Masalah seperti
sampah yang berserakan, sebenarnya pihak sekolah sudah mencoba menanggulangi
dengan cara memberi slogan di dinding-dinding sekolah, di pojokan, di area
parkir, di toilet dan di tempat strategis lainnya. Yang rata-rata bertuliskan
“Membuang Sampah Pada Tempatnya, Jagalah Kebersihan, Bersih itu sehat, Hijau
itu Indah , Wujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, Mari ciptakan
lingkungan yang rapi, .
Tapi pada nyatanya para siswa seakan-akan tidak bisa membaca slogan-slogan itu. Bukan hanya slogan, pihak sekolah juga telah menyiapkan tempat sampah di depan tiap kelas. Tapi tetap saja ada yang tidak menghiraukan atau bahkan tidak peduli dengan tempat sampah yang mereka anggap tidak penting. Melihat kejadian itu pihak sekolah tidak tinggal diam, pihak sekolah mencoba menyiapkan 2 jenis tempat sampah, yaitu “Organik dan Nonorganik”, untuk cara ini memang benar sampah sedikit berkurang, tapi sepertinya siswa seolah-olah tidak bisa membaca Organik dan Nonorganik itu, ini terlihat dari cara siswa tidak peduli dengan tulisan tersebut, dengan asal membuang sampah. Seperti membuang bekas botol air mineral yang seharusnya dibuang di tempat sampah anorganik malah membuang di tempat sampah organik. Ketika guru menegur siswa menjawab tidak tahu apa saja sampah yang termasuk sampah organik dan an organik. Pihak sekolah membuat sosialisasi melalui bimbingan pembinaan wali kelas. Sosialisasi itu berdampak positif hanya beberapa hari saja karena setelah itu siswa seolah-olah tidak hanya melupakan memilah sampah tetapi juga lupa membuang sampah pada tempatnya.
Sekolah juga setiap tahun mengadakan lomba kebersihan, benar saja para
siswa sangat menjaga kebersihan wilayah kelasnya bahkan seperti gila
kebersihan, tapi tidak lama karena
setelah lomba itu para siswa berubah seperti biasa.
Jadi sebenarnya untuk menjaga lingkungan, terutama lingkungan
sekolah, bukan hanya tugas dari petugas kebersihan sekolah saja, tapi juga
semua warga sekolah dari siswa , guru dan karyawan, Semester 2 tahun 2014/2015
SMA 1 Bojong mengalokasikan setiap hari Selasa, Rabu dan Sabtu, digalakkan
kegiatan 15 Menit untuk kebersihan lingkungan sekolah. Pihak sekolah sangat
meminta dukungan dan peran serta warga sekoilah untuk berpartisipasi pada
kegiatan tersebut. Harapan kegiatan ini melatih kebiasaan pada siswa, guru dan
karyawan agar peduli lingkungan. Karena kebersihan merupakan sesuatu yang
penting, maka perlu adanya kesadaran diri untuk menjaga kebersihan lingkungan, dengan
cara memulai dari hal terkecil di sekitar kita. Seperti membuang sampah
ditempatnya. Make the world a better
environment for future
Kebersihan memang No. 1
BalasHapusMaka dari itu mari kita jaga kebersihan.....(AM)
Sertifikasi OHSAS 18001
agen domino online
BalasHapusagen domino99
agen bandarQ
agen bandar poker
kebersihan memeng nomor 1
BalasHapus